LIhat
Gresik - Gubernur Khofifah Indar Parawansa membahas kerjasama persiapan tenaga kerja trampil bersama pimpinan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Gresik.
Khofifah ingin menyiapkan tenaga kerja dengan ketrampilan khusus yang dibutuhkan oleh JIIPE sejak dini, sebelum kawasan tersebut beroperasi sepenuhnya pada 2028.
"Kita ingin mencocokkan specific skill yang dibutuhkan itu seperti apa? Supaya tenaga kerjanya bisa disiapkan sejak awal. Misalnya disini sedang di bangun pabrik smelter sangat besar, sekitar 100 ha, yang diharapkan bisa menyerap empat ribu tenaga kerja , sementara total tenaga kerja yang diserap jika sudah beroperasi penuh bisa mencapai lebih 300 ribu orang. Kita ingin siapkan tenaga kerja sesuai yang mereka butuhkan," kata Gubernur Khofifah saat mengunjungi JIIPE di Gresik, Kamis (22/8).
Dia mengatakan dengan mencocokkan kebutuhan specific skill, pemerintah bisa menyiapkan dan membuat pemetaan program penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Setelah itu, jelas dia, pemerintah bisa menindaklanjuti dengan melibatkan SMK, Aliyah, SMA dual track, serta pendidikan Diploma 1 (D1), Diploma 3 (D3), atau Sarjana (S1) di Jatim.
"Jadi kita bisa mendapatkan konfirmasi lebih awal agar persiapannya juga bisa segera dilakukan. Kita berharap bahwa tenaga kerja dengan specific skill yang dibutuhkan ini kelak bisa diserap oleh industri yang ada di kawasan JIIPE," tambahnya.
Khofifah optimis hadirnya JIIPE bisa menjadi bagian penting bagi Jawa Timur yang merupakan provinsi industri. Sebanyak 29,4% pertumbuhan ekonomi provinsi ini disupport oleh sektor industri. Khofifah berharap, JIIPE akan menjadi kawasan industri terintegrasi yang dapat menekan ongkos produksi mengingat segala fasilitas terkait bahan baku, listrik, ketersediaan air bersih, gas, pengolahan limbah serta pemukiman dan pelabuhan terintegrasi sehingga efektif efisien.
Mantan Mensos ini menambahkan bahwa seluruh proses industri di JIIPE ini harus memiliki proses pengolahan limbah yang baik, sehingga daya dukung lingkungan dapat dijaga.
"Pengolahan limbah di industrial Estate ini akan lebih mudah, lebih murah, dan kontrol nya juga lebih cepat. Karena tidak mungkin limbahnya apalagi limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)-nya dibuang ke laut," tegasnya.
Khofifah menambahkan bahwa inti dari hadirnya JIIPE ini juga menjadi bagian penting untuk membangun sinergitas dan percepatan pengembangan industri di Jatim. Ditambah lagi terdapat hal yang akan direncanakan yaitu akses konektivitas antara Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan kota-kota lainnya.
Bambang Soetiono, Presiden Direktur JIIPE mengatakan bahwa dari keseluruhan tenaga kerja di JIIPE terdapat sebanyak 83% di antaranya adalah tenaga kerja lokal. Tak hanya itu, untuk menyejahterakan masyarakat sekitar, dirinya telah menghimbau kepada para tenant untuk menggunakan tenaga kerja lokal.
"Kita juga sudah melakukan MoU dengan 3 Desa, yakni Manyarejo, Manyar Sidorukun, dan Manyar Sidomukti, untuk menggunakan tenaga kerja lokal. Kemudian, bekerjasama dengan Pondok Pesantren Qomaruddin untuk melakukan training, dan lulusannya kami tamping di JIIPE," tegasnya.
Presdir Bambang mengatakan bahwa JIIPE berdiri di atas area seluas 3.000 hektar (ha) dan seluas 400 hektar yang di antaranya wilayah pelabuhan. Lalu kawasan industrinya seluas 1.800 hektar (ha) dan 800 hektar (ha) lainnya diperuntukkan sebagai kawasan hunian dan rekreasi.
"JIIPE ini didirikan dalam rangka untuk me-reduce biaya logistik nasional, jadi JIIPE ini didirikan integrated antara pelabuhan, kawasan industri, dan perumahan," tambahnya.
Presdir Bambang menjelaskan bahwa JIIPE merupakan role model kawasan Industri terintegrasi yang bagus, karena lahannya cukup luas, dan infrastrukturnya lengkap. Terdapat pelabuhan, kawasan industri dan perumahan. Maka dari itu, para tenaga kerja, khususnya yang berasal dari Gresik dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh pulang-pergi.
Tak hanya itu, juga hadir beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, yakni Kepala Disperindag, Kepala Disnaker dan Transmigrasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, serta Kepala Biro Perekonomian Jatim. Hadir pula para pimpinan serta karyawan JIIPE, serta para wartawan dari berbagai media.